Perbedaan antara Antropologi dengan Sosiologi
Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata Yunani
anthropos yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang
berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu
sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam
arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, kehidupan sosialnya.
seabad yang lalu Antropologi hanya tertarik
mempelajari kelompok-kelompok kecil masyarakat, suku-suku, kebudayaan,
kampung-kampung sera minoritas, namun sekarang Antropologi telah lebih maju
dengan mempelajarai manusia dari berbagai segi atau sudut. Banyaknya
kekhususan/cabang Antropologi tertentu
Antropologi
• Ilmu Antropologi termasuk ilmu-ilmu sosial
yang lain mempunyai sejarah tersendiri.
• Antropologi disebut ilmu yang baru atau
muda karena perkembangan antropologi relatif baru,
sedangkan antopologi disebut ilmu yang tua
karena sejarahnya terutama bagian antropologi yang disebut dengan Etnografi telah
dikerjakan orang dari berbagai bangsa di dunia sudah lebih dari 500 tahun yang
lalu.
Antropologi telah ada sejak lama (terutama
obyeknya, yaitu manusia), dengan menitik beratkan studinya pada
kelompok-kelompok manusia dan tergolong dalam ilmu sosial, maka sesungguhnya
antropologi telah ada sejak manusia itu ada
• Antropologi berkembang pesat setelah
diketemukan dan diketahui adanya hubungan antara bahasa Sansekerta, Latin,
Yunani dan Germania . Kerena penyelidikannya bersifat historis komparatif dalam
kebudayaan yang terus berkembang.
• Kemudian berdiri museum etnologi dan
etnografi diseluruh dunia selama abad ke 19 dan awal abad 20.
Perkembangan antropologi di mulai dengan
penelitian adat-istiadat, sistem kepercayaan, struktur sosial dan kesenian dari
suku-suku yang tersebar di seluruh wilayah nusantara sejak zaman penjajahan
Belanda. Tulisan-tulisan tersebut digunakan sebagai landasan kebijaksanaan
pemerintah kolonial
Ada 4 fase perkembangan antropologi :
Fase ke I
• Pada awal tahun 1800-an negara-negara Eropa
Barat melakukkan kolonialisasi atas negara–negara Afrika, Asia dan Amerika.
• Menurut pandangan orang Eropa bangsa-bangsa
yang dijajah masih primitif, buas dan sering dikatakan bangsa-bangsa yang masih
asli, yang belum mengalami perubahan dan kemajuan
Fase ke II :
• Pada fase ini pertengahan abad 19 banyak
ditemukan tulisan mengenai aneaka warna kebudayaan dan tingkat evolusinya.
• Deskripsi mengenai suku bangsa di luar
Eropa merupakan kebudayaan yang masih tradisional dan merupakan sisa kebudayaan
kuno
Fase ke III :
• Pada awal abad ke 20 ilmu Antropologi
mengalami kemajuan, ilmu Antropologi dipergunakan oleh bangsa Eropa untuk
mempelajari adat-istiadat dan keabiasaan bangsa yang terjajah.
• Dengan meangetahui data tentang kebiasaan
itu dapat dipergunaklan untuk mempertahankan kolonialismenya di negara yang
dijajah tersebut
Fase ke IV
• Sesudah tahun 1930-an ilmu Antropologi
mengalami perkembangan luar biasa, dipengaruhi oleh metode ilmiah dalam
melakukan penelitian.
• Masyarakat terjajah mengalami perkembangan,
maka Antropologi seakan mengalami kehilangan objek penerlitian. Antropologi
mengembangkan metode ilmiah terutama PT di Eropa dan Amerika, dan seluruh
dunia.
ada dua pembagian antropologi
Antropologi Fisik
• Tulian Darwin ”The origin of spicies”
Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian
terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena
makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan
berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.
Antropologi Budaya
• Menurut orang awam membicarakan Antropologi
hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran yang demikian tidak
selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian
Antropologi. Arkheologi pada dasarnya berbeda dengan Antropologi, di mana
sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang Antropologi.
Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu
Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah
sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan
memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat,
dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang
dibangunnya.
Sejarah sosiologi
.
August Comte atau juga Auguste Comte (Nama
panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte;lahir di Montpellier, Prancis, 17 Januari 1798 – meninggal di Paris, Prancis, 5 September 1857 pada umur 59 tahun)
Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian barat daya
dari negara Perancis. Setelah bersekolah disana, ia melanjutkan pendidikannya
di Politeknik École di Paris. Politeknik École saat itu terkenal dengan
kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1818, politeknik tersebut
ditutup untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan École dan melanjutkan
pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier .
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin
socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita,
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie
Positive" karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun
yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa
Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya
peradaban dunia,
para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari
kondisi dan perubahan sosial.
Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan
ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Perkembangan sosiologi dari abad ke abad
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman
dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia
terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami
perkembangan dan kemunduran.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh
para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa
sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui,
apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan
pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada
masa ini.
Gejolak abad revolusi
Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan.
Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan
tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang
harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus
memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan
besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
sosiologi modern
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar
imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat
pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya
kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar
masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para
ilmuwan sosial untuk berpikir keras,
untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka
berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada
saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
KESIMPULAN
PERBEDAAN ANTARA ANTROPOLOGI DENGAN SOSIOLOGI
Kedua ilmu ini sangat mirip bila dibandingkan tetapi yang membuat saya berfikir kenapa dibedakan menjadi dua cabang ilmu yang berbeda bila kajian atau pengertiannya sama. Setelah membaca dan membandingkan antara antropologi dengan sosiologi maka saya menyimpulkan bahwa kedua ilmu ini berbeda, bila Sosiologi mengkaji tentang masyarakat yang unsurnya adalah manusia dan tentang hubungan yang ada di dalam masyarakat itu jelas berbeda dengan Antropologi yang membahas tentang budaya masayarakat atau etnis tertentu. Dalam pengertiannya manusia sebagai mahkluk biologis sekaligus mahkluk sosial.
saya menyadari akan kekurangan saya dalam menganalisa masalah ini, maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran atas tulisan saya ini. Terima kasih
Kedua ilmu ini sangat mirip bila dibandingkan tetapi yang membuat saya berfikir kenapa dibedakan menjadi dua cabang ilmu yang berbeda bila kajian atau pengertiannya sama. Setelah membaca dan membandingkan antara antropologi dengan sosiologi maka saya menyimpulkan bahwa kedua ilmu ini berbeda, bila Sosiologi mengkaji tentang masyarakat yang unsurnya adalah manusia dan tentang hubungan yang ada di dalam masyarakat itu jelas berbeda dengan Antropologi yang membahas tentang budaya masayarakat atau etnis tertentu. Dalam pengertiannya manusia sebagai mahkluk biologis sekaligus mahkluk sosial.
saya menyadari akan kekurangan saya dalam menganalisa masalah ini, maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran atas tulisan saya ini. Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar