Minggu, 07 Agustus 2016

MAKALAH "KEBIJAKAN MONETER" OLEH: Yana Mulyana Babakan tipar-Bojong-Bungbulang



"KEBIJAKAN MONETER"

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan  mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan unuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
B.      Jenis-jenis Kebijakan Moneter
1.      Kebijakan moneter ketat  (tight money policy) untuk mengurangi /membatasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.      Kebijakan moneter longgar (easy money policy) untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.

C.    Kebijakan Moneter Bertujuan Untuk Mencapai Stabilitas Ekonomi Dapat Diukur Dengan Cara:
1.      Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
2.      Kestabilan Harga
Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan masa depan.
3.      Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.

D.    Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu kebijakan yang digunakan untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan ekonomi dengan menggunakan kebijakan moneter.Sebelumnya Keynes mengemukakan bahwa selain fungsi uang sebagai alat tukar, berfungsi juga sebagai penyimpan nilai (store of value) fungsi inilah yang memungkinkan uang digunakan untuk memperoleh keuntungan. Keynes menyadari bahwa keseimbangan akan terjadi dalam perekonomian apabila jumlah output yang ditawarkan (output agregat yang dihasilkan) sama dengan output agregat yang diminta.dengan penambahan pengeluaran yang sama kebijakan moneter akan menambah PDB sebesar 2,6 x nilai perubahan.
Untuk menjelaskan kombinasi suku bunga dan output agregat dimana jumlah uang yang ditawarkan menggunakan kurva LM. Menurut Mankiw, kurva permintaan itu sendiri tidak dapat menjelaskan beberapa besar jumlah barang yang dijual dipasar, kurva IS juga tidak menjelaskan beberapa tingkat output agregat yang akan dihasilkan karena suku bunga masih belum diketahui. Kursa IS ini dimana hubungan antara output agregat keseimbangan dengan suku bunga yang dihasilkan. Untuk memperoleh analisis yang lengkap mengenai penentuan output agregat dimana kebijakan moneter memainkan peran penting disini yaitu pada saat kurva IS dan kurva LM digabung dalam diagram yang sama, perpotongan keduanya akan menentukan tingkat output agregat keseimbangan dan suku bunga keseimbangan
Nopirin beranggapan bahwa koordinasi antara kebijakan moneter, kebijakan fiskla, dan pertmbuhan eonomi dapat dilihat dari model keseimbangan IS-LM dimana dalam keseimbangan IS-LM ini moneter memainkan peranan penting.Dalam pendekatan IS-LM pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada keberadaan pasar uang yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang hal ini menjelaskan bagaimana efektivitas dari kebijakan moneter dapat mempengaruhi output.Dalam pendekatan ini harga diasumsikan tidak berubah (fixed price) dan pengaruh kebijakan moneter terhadap kinerja perekonomian hanya dilihat dari sisi pendapatan.
Pada saat kebijakan yang ekspansif dibuat oleh kebijakan moneter untuk memulihkan perekonomian setelah terjadi resesi adalah dengan meningkatkakn jumlah uang beredar yang ada dimasyarakat, secara otomatis permintaan uang dimasyarakat kan meningkat (money demand). Peningkatan dalam hal ini mengakibatkan turunnya suku bunga atau harga uang, yang selanjutnya akan direspon oleh aktivitas disektor riil seperti investasi dan akhirnya akan meningkatkan agregat demand dan pertumbuhan ekonomi akan tercapai.
Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap suku bunga jangka pendek dan jangka menengah di pasar uang dan setelah itu akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan nasional. Hal ini mengawali perubahan kebijakan moneter tersebut dapat digunakan untuk menganalisis mekanisme transmisi kebijakan moneter.Dalam pengaruh kebijakan moneter terhadap terwujudnya sasaran memerlukan tenggat waktu (time lag) yang panjang dan bekerja melalui jalur-jalur transmisi moneter yang pada akhirnya tidak muncul seketika.Hal itu menyebabkan perlunya pemahaman yang mendalam tentang mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui kurva IS-LM tersebut.
Tenggat waktu yang dibutuhkan instrument kebijakan moneter melalui suku bunga SBI dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu 3 triwulan.Sedangkan instrument kebijakan moneter melalui jumlah uang beredar membutuhkan tenggat waktu yang lebih lama yaitu empat (4) triwulan untuk merespon pertumbuhan ekonomi.Karena instrument jumlah uang beredar lebih lama dalam merespon pertumbuhan ekonomi, menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi melalui tingkat inflasi yang ikut tinggi tidak dikendalikan juga ketika instrument ini digunakan dalam jangka waktu yang terlalu lama. Dalam jangka panjang uang bisa bersifat netral, yang dimaksud dalam hal ini adalah uang tidak akan mempunyai pengaruh atau berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam sector riil.
Menggunakan instrumen kebijakan suku bunga SBI lebih efektif dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daripada menggunakan instrument jumlah uang beredar yang waktu tenggat dan responnya lebih lama terhadap pertumbuhan ekonomi.Dikarenakan respon dari sector perbankan dan sector riil lebih cepat merespon suku bunga SBI daripada jumlah uang yang beredar.Sector perbankan belum tentu memungkinkan melakukan intervensi kebijakannya dengan menentukan harga atau suku bunga dengan keputusan dinaikkan atau diturunkan ketika terjadinya kondisi jumlah uang yang beredar meningkat dalam jangka panjang.sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi lebih cepat ditingkatkan ketika otoritas moneter menggunakan instrument suku bunga SBI sebagai intervensi kebijakannya.






E.     Kebijakan Moneter Dengan Aliran Tidak Sempurna  Terhadap Aliran Modal
Kebijakan moneter dalam sistem nilai tukar fleksibel dan dengan aliran modal tidak sempurna merupakan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan pendapatan nasional, baik dilakukan secara temporer maupun permanen.Namun kebijakan yang dilakukan secara permanen lebih efektif daripada kebijakan yang dilakukan secara temporer.
Pada efektifitas kebijakan moneter mobilitas modal berkonstribusi untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam sistem nilai tukar fleksibel.Hal tersebut diakibatkan karena efek depresiasi yang dihasilkan dari kebijakan moneter ekspansif yang berdampak pada harga relative barang dan jasa domestic luar negeri.Jika kebijakan moneter dilakukan lebih permanen, depresiasi semakin lebar dan harga barang dan jasa secara relative menjadi semakin murah.Hal ini dapat disimpulkan bahwa lebih luasnya mobilitas modal, terhadap harga barang luar negeri.
Tingkat bunga turun karena pergeseran kurva LM dari LM0 ke LM1 dari kebijakan moneter ekspansif dengan menaikkan jumlah uang beredar.Menurunnya tingkat bunga menyebabkan aliran modal keluar mengakibatkan neraca pembayaran deficit sehingga kurs naik (mata uang domestic depresiasi), selanjutnya depresiasi mengakibatkan harga relative barang dan jasa menjadi lebih murah daripada luar negeri. Pengeluaran dialihkan untuk barang dan jasa domestic, disisi lain ekspor naik dan kurva IS bergeser kekanan dari IS0 ke IS1. Depresiasi nilai tukar domestic membuat kebijakan moneter sebagai instrument yang efektif untuk mencapai keseimbangan internal (Yib).
F.     Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap Perekonomian
Kebijakan moneter di suatu negara sangat terbatas operasinya, terlebih di negara-negara yang sedang berkembang. Beberapa alasan dikemukakan untuk menjelaskan keterbatasan operasi kebijakan moneter, antara lain sebagai berikut.
a.       Sempitnya ruang lingkup pasar uang.
b.      Berkembangnya lembaga-lembaga keuangan nonbank di negara sedang berkembang.
c.       Banyaknya bank-bank umum yang mempunyai kelebihan dana.
d.      Banyaknya bank-bank asing yang mendapatkan kemudahan serta prioritas untuk terhindar dari kebijakan moneter.
Akan tetapi kebijakan moneter mempunyai peranan penting dalam pengaturan kegiatan ekonomi suatu negara terutama negara yang sedang berkembang, khususnya pada saat masa inflasi.

 


DAFTAR PUSTAKA
Manurung, Mandala dan Prathama Rhardja .(2008) .Pengantar Ilmu Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi U I: Jakarta.
http//google-kebijakan moneter.com
Santoso, Teguh.2008. Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia: Aplikasi Model Mundell-Fleming.Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol 5 No. 2.
Adiningsih, Sri. 2000. “Perkembangan Moneter Perbankan Indonesia“. PT. Gramedia, Jakarta.
Boediono, “Merenungkan Kembali Mekanisme Transmisi Moneter di Indonesia”,Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia, Volume 1, Nomor 1, Juli 1998.
Sarwono, Hartadi A., dan Perry Warjiyo, “Mencari Paradigma Baru ManajemenMoneter dalam Sistem Nilai tukar Fleksibel: Suatu Pemikiran untuk
Penerapannya di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, BankIndonesia, Volume 1, Nomor 1, Juli 1998.
Boediutomo, dkk. 2000.Ekonomi Moneter.Yogjakarta: Pustaka Binaman Prasindo.
Www.thawonk.blogspot.com
Santoso, Teguh.2008. Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia: Aplikasi Model Mundell-Fleming.Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol 5 No. 2.
Indrawati, Yulia. 2007. Interaksi Kebijakan fiscal dan Moneter Di Indonesia : Pendekatan Vector Autoregression. Parallel Session IC: Monetary & Macroeconomy Policy
Muharman, Berto. 2013. Analisis Dinamis Pengaruh Instrumen Fiskal Terhadap PDB Dan Inflasi Di Indonesia.Jurnal Ilmiah.
Julaihah, Umi. Analisis Dampak Kebijakan Moneter Terhadap variabel Makroekonomi Di Indonesia.: Fakultas Tanbiyah UIN Malang
Sholeh, Maimun.Kebijakan Moneter Dan Inflation Targetting : Suatu Tinjauan Teori.:Univesitas Negeri Yogyakarta
Ilham, Nyak dan Hermanto Siregar.2007.Dampak Kebijakan Harga Pangan Dan Kebijakan Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi makro.Jurnal Agro Ekonomi.Vol. 25 No. 1.
Surjaningsih, Ndari, g. A. Diah Utari, dan Budi Trisnanto.2012.Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output Dan Inflasi. Buletin ekonomi Moneter dan Perbankan.
Supriyanti,Neni.Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga BI Terhadap Kinerja Keuangan Pt. Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Raio keuangan.
Dona, Elva, HAsdi Aimon, dan Zul Azhar.2011.Analisis Ekonomi Sektor Riil Dan Sektor Moneter Di Indonesia.Jurnal Kajian Ekonomi. Vol. 1 No. 2.
Novitaningrum, Restie.2011.Kebijakan Dalam Perekonomian Makro Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar