“EKOLOGI dan PERANAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ekologi
Istilah ekologi mula-mula digunakan oleh Haeckel seorang
ahli biologi, kira-kira pada tahun 1860-an. Istilah Ekologi berasal dari dua
kata yaitu oikos, yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Jadi ekologi
berarti ilmu mengenai rumah yaitu rumah bagi makhluk hidup. Menurut Drost
(1992), ekologi atau ilmu lingkungan mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari hubungan antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan
lingkungannya.
Setiap unsur yang berada di suatu daerah tertentu
berhubungan dan saling mempengaruhi lingkungan fisik sehingga terjadi aliran
energi dan materi yang terjadi dalam suatu sistem dan disebut ekosistem (asal
kata ecological system atau ecosystem). Ekosistem meliputi organisme (biotik)
dan lingkungan yang tak hidup (abiotik).
Ekologi
adalah ilmu
yang mempelajari interaksi
antara organisme
dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kataYunani
oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertamakali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914).
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasanekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik .
·
Sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yangterdiri
dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,
yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi
mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin
terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus
dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan
antara organisme dan lingkungan, semua
bidang ilmu yang menerangkan tentang
komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika
berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah kaca atau
pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti jugaharus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan
lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi
denganhampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus
memahami ekologi. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang
baru muncul padatahun 70-an.
Ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi
yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia
dan tingkat tropik. Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan
individu-individu darisetiap spesies organisme.
1.
Nazir (1983 : 372),
mengatakan bahwa populasi berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.
2.
Nawawi a91985 : 141),
menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik
hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.
3.
Riduan dan Tita
Lestari (1997 : 3), mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan karakteristik
atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Dalam biologi, populasi adalah
sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup ditempat
yang sama dan memilki kemampuan bereproduksi diantara sesamamnya.. konsep
populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiawan memandang
populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi sesuatu spesies
adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu evolusi juga bekerja melalui
populasi.
Sedangkan dalam buku acuan materi
kuliah Agung Wibowo mengatakan, Populasi adalah kumpulan individu sebuah
spesies yang mempunyai potensi untuk berbiak silang antar individu dengan
individu yang lain. Tentu saja antar individu betina dengan individu jantan. Dikenal
ada 2 faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu :
1.
Faktor kepadatan
populasi sama dengan jumlah individu setiap meter kubik (Density defendant
factor) secara sistematis ditulis : D =

Keterangan:
D= Densus / Kepadatan
N= Numeris / Jumlah
individu
S= Spatum / Ruang
Misalnya,
ada 87 mahasiswa dalam tiga ruang. Hitung kepadatan populasi setiap ruang?
Jawab : D = 

Adi kepadatan
mahasiswa setiap ruangnya 29 orang.
Persaingan
atau kompetisi terjadi jika kepadatan populasi tidak terbendung sehingga
kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal dan kebutuhan hidup
lainnya menjadi diluar kemampuan alam lingkungan.
2.
Faktor yang tak
bergantung kepadatan populasi (Density-independent Factor), misalnya suhu dan
angin ribut.
Sedangkan komunitas adalah semua
populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang
tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting
untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukan pada
spektrum yang dimaksud. Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral)
pada setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Bahwa
sistem tersebut mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen
yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta membentuk satu kesatuan secara
keseluruhan.
B.
Ekosistem
Ekosistem
adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
1.
Komponen Ekosistem
Di
dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen pokok, yaitu komponen biotik
(hidup) dan abiotic (tak hidup).
1)
Komponen biotik
meliputi faktor hidup (berupa Organisme) yang terdapat dilingkungan sebagai
makhluk tunggal (individu) yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan
kedudukannya komponen biotik dibedakan menjadi:
a)
Produsen
Makhluk
hidup yang berperan sebagai produsen disini adalah kelompok makhluk hidup yang mampu melaksanakan proses
fotosintesa, yakni tumbuhan yang memiliki klorofil atau kromofil lainnya. Dari
fotosintesa yang dilakukan tumbuhan dihasilkan bahan-bahan organic yang
dibutuhkan makhluk hidup lainnya, sehingga makhluk hidup yang mengkonsumsinya
dapat melaksanakan aktivitas hidup dengan baik. Kemampuan tumbuhan menghasilkan
bahan-bahan organic menegaskan bahwa tumbuhan adalah berkedudukan sebagai
produsen.
b)
Konsumen
Organisme
yang tidak memiliki klorofil tidak dapat menyediakan bahan organic yang dibutuhkannya, sehingga kebutuhan akan bahan organic hanya
dapat di peroleh dengan mengkonsumsi produsen.
Berdasarkan
tingkatannya, konsumen dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
·
Herbivore, yaitu
organisme yang mendapatkan kebutuhkan energinya
dengan memakan tumbuhan
·
Karnivora, yaitu
organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan herbivore.
·
Omnivore, yaitu
organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan produsen secara
langsung, atau memangsa karnivora/hebivora(pemakan segala).
2)
Komponen Abiotik meliputi factor fisik dan kimia. Factor fisik
utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sbb:
a)
Suhu, berpengaruh pada
ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.
Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b)
Sinar matahari,
mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur
vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.
c)
Air, berpengaruh
terhadap ekosistem karena air dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia air
dibutuhkan untuk air minum dan sarana hidup lain. Bagi unsur abiotic lain
(tanah,batu)air dibutuhkan sebagai pelarut dan pelapuk.
d) Tanah,
merupakan tempat hidup bagi organisme, jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.
e)
Ketinggian, tempat
menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian
yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f)
Angin, selain berperan
dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan
tertentu.
g)
Garis lintang, garis
lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup di garis lintang tertentu saja.
C. Peran
Manusia Dalam Ekosistem
Manusia
makhluk yang paling penting dalam biosfer, menjadi sangat penting karena mempunyai
perbedaan dari makhluk lain. Perbedaan itu dapat di lihat dari segi ekologik.
a.
Manusia sebagai
organisme yang dominan secara ekologik. Maksudnya, organisme dominan secara
ekologik jika:
·
Manusia dapat
berkompetensi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
·
Manusia mampu
memberikan pengaruh besar terhadap
lingkungan tempat hidupnya atau organisme yang lain.
Manusia
merupakan makhluk dominan secara ekologik karena sifat-sifat anatomi dan
mentalnya. Sifat-sifat itulah yang menyebabkan manusia dapat berkompetensi dan
berhasil dengan baik apa yang dibutuhkannya. Dengan demikian, ia dapat
memberikan pengaruh besar terhadap lingkungannya serta organisme lainnya dalam
ekosistem.
b.
Manusia sebagai
makhluk pembuat alat
Kemampuan
dapat membuat alat erat hubungannya dengan sikap tegak manusia yang
memungkinkan ia dapat bebas menggunakan tangannya. Di samping itu, kemampuan
itu erat pula hubungannya dengan kemampuan penalaran berkat otaknya yang lebih
tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa manusia menjadi dominan dalam ekosistem
berkat kemampuannya membuat dan menggunakan alat.
c.
Manusia sebagai
makhluk perampok
Perkembangan
dominasi manusia sejalan dengan perkembangan alat-alat yang digunakannya.
Manusia di kenal sebagai makhluk mengeksploitasi ekosistem hebat. Ia dapat
memanfaatkan baik ekosistem darat maupun ekosistem air. Hal ini terjadi karena
sifatnya, yang omnivore dan kebutuhannya yang beraneka ragam. Sejak semula
manusia mengeksploitasi ekosistem tidak hanya untuk makanan tetapi juga untuk
keperluan lain seperti pakaian dan rumah. Sejak itu kebutuhan akan bahan
organic untuk obat-obatan, papan, serat, dll meningkat.
Manusia
juga mengeksploitasi ekosistem untuk keperluan yang tidak konsumtif, missal
untuk kepercayaannya seperti hewan kurban, untuk peliharaan di rumah,. Manusia
juga menjadikan tumbuhan sebagai estetika seperti bunga-bunga,hiasan.
d.
Manusia sebagai
penyebab evolusi,
Perkembangan
pengetahuan dan keterampilan teknis mengakibatkan manusia muncul sebagai
makhluk hidup yang dominan secara ekologik. Evolusi alamiah berlangsung sangat
lambat, tetapi perusakan alam oleh manusia baik yang disengaja maupun tidak
telah mempercepat evolusi organic. Akibatnya, ada jenis-jenis orgnisme yang
jumlahnya sudah berkurang sampai batas sukar untuk dipulihkan kembali, bahkan
ada yang telah punah. Di samping itu, ada jenis-jenis yang justru meningkat
jumlahnya, semua itu disebabkan oleh invertensi manusia. Cara manusia
mempercepat evolusi organic adalah pembudidayaan hewan dan tumbuhan, penciptaan
habitat baru serta penyebaran hewan dan tumbuh-tumbuhan.
e.
Manusia sebagai
makhluk pengotor
Manusia
merupakan satu-satunya makhluk yang mengotori lingkungannya. Kotoran yang di
buang manusia berasal dari rumah, perkebunan, tempat kerja, transportasi dan
kegiatan rekreasi. Bahan-bahan pencemaran ini dapat berupa gas, padat, dan
cair.
Untuk
mempertahankan hidup yang diinginkannya, manusia memanfaatkan alam dengan tidak
di ikuti dengan keinginan memelihara, terjadilah pemanfaatan yang berlebihan. Hal
ini menyebabkan tekanan-tekanan kerusakan, seperti terbentuknya tanah-tanah
kritis, erosi, dan banjir.
Kegiatan
manusia itulah yang menyebabkan hutan, rawa yang tadinya mempunyai keselarasan
alamiah (setelah menjadi pemukiman manusia) menjadi berubah. Pemeliharaan
keseimbangan dan keselarasan ditempat itu dimungkinkan dengan subsidi materi
dan energi serta kesadaran kemampuan dan keamanan seluruh masyarakat di tempat
itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Heddy,
Suwasono, dkk. Pengantar Ekologi.
Jakarta: Rajawali. 1986.
Jasin,
Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2013.
Ordum,
Eugne P. Fundamental Of Ecology. New
York, W.B. Saunders Company, Philadelphia: 1957.
Rahardjanto,
Abdulkadir. Ekologi Umum. Umm press:
Malang. 2001
Southwick,
Charles H, dan kawan-kawan. Global
Ecology. Sinauer Assosiation, Massachussetts: 1985.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar