PENGERTIAN
AQIDAH ISLAM, RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM, DAN POKOK-POKOK AQIDAH ISLAM
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI
1
BAB I. PENGERTIAN AQIDAH ISLAM
2
Pengertian Aqidah Islam
2
BAB II. RUANG LINGKUP AQIDAH DAN AJARAN ISLAM
3
Ruang Lingkup Aqidah dan Ajaran Islam
3
BAB III. POKOK-POKOK AQIDAH ISLAM
5
1.
Percaya
Kepada Allah
5
2.
Percaya
Kepada Malaikat
7
3.
Percaya
Kepada Kitab
8
4.
Percaya
Kepada Rasul
9
5.
Percaya
Kepada Hari Akhirat
11
6.
Percaya
Kepada Taqdir
13
DAFTAR PUSTAKA
15
1
BAB
I
PENGERTIAN
AQIDAH ISLAM
Secara
bahasa Aqidah diartikan dengan: simpulan, ikatan dan sangkutan. Secara tehnis
diartikan juga dengan: iman, kepercayaan, dan keyakinan.
Ahmad
Hasan dalam bukunya “At-Tauhid” menyatakan: Aqidah itu artinya simpulan, yakni
kepercayaan yang tersimpul di hati.
T. M. Hasbi Ash Shidiqi dalam bukunya “Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid
atau Kalam” mengatakan: Aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab) ialah:
sesuatu yang dipegang teguh dan terhujam kuat didalam lubuk jiwa dan tak dapat
beralih daripadanya.
Jadi secara bahasa Aqidah berarti:
sesuatu yang telah dipercayai atau diyakini benar/sungguh.
Dinamakan Aqidah Islam
karena kepercayaan dan keyakinan itu tumbuh atau dibicarakan menurut ajaran
Islam. Aqidah
mausia akan bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkat pengalaman dan ilmunya
masing-masing.
♣
♣ ♣
2
BAB II
RUANG LINGKUP AQIDAH DAN
AJARAN ISLAM
Agama
Islam diturunkan oleh Allah kepada manusia antara lain adalah untuk
membahagiakan kehidupan mereka dan untuk mereka jadikan sumber bagi segala
macam kebenaran yang selalu mereka cari.
Ruang lingkup Aqidah dan ajaran
Islam akan mencakup semua bidang kehidupan manusia. Kalau tidak demikian,
bagaimana mungkin Islam akan membahagiakan manusia dan dapat dijadikan sumber
kebenaran dalam semua bidang.
Perincian global ruang lingkup
Aqidah dan ajaran Islam itu dari dua segi, yaitu:
Pertama: dari segi definisi islam
itu sendiri. Maka dari definisi Islam itu akan terlihat ruang lingkup ajaran
Islam tersebut:
Mahmud Syaltut (mantan rektor
Universitas Al-Azhar Mesir) dalam bukunya “Islam , Aqidah dan Syari’ah” ruang
lingkupnya mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan sesama muslim,
hubungan dengan alam dan kehidupan itu sendiri.
Abu A’la Al Maududi (seorang ulama
besar abad XX dari Pakistan) dalam bukunya “Political Theory of Islam” ruang
lingkupnya terdiri dari moral, kebudayaan, polotik, hukum, ekonomi,
aktivitas-aktivitas sosial dan di dalam kegiatan yang serupa, baik yang
bersifat individual, bangsa maupun internasional.
Kedua: dari segi global ajaran Islam
yang telah dibuat oleh para ulamanya. TM. Hasbi Ash Shiddiqi dalam bukunya “Al
Islam” ruang lingkupnya mencakup amalan bathin (kepercayaan, budi pekerti),
amalan lahir (amalan anggota lidah,
3
tugas hidup untuk
diri sendiri, tugas hidup untuk keluarga, tugas hidup untuk umum).
Syahminan Zaini dalam bukunya “Isi
Pokok Islam” ruang lingkupnya mencakup Allah, manusia, alam.
Dari perincian tersebut tambah jelas
lagi, bahwa ajaran dan Aqidah Islam itu benar-benar mengatur seluruh bidang
kehidupan dan penghidupan manusia.
Karena
itu pembinaan-pembinaan Aqidah bagi umat manusia (terutama umat Islam) di dalam
kehidupannya merupakan usaha terpokok. Selama Aqidah belum kuat, selama itu
pula syariah dan akhlak Islam belum akan terlaksana dalam masyarakat muslim.
♣
♣ ♣
4
BAB
III
POKOK-POKOK
AQIDAH ISLAM
Pembahasan Pokok-Pokok
Aqidah Islam ialah rukun iman yang enam. Jadi kita bahas rukun iman tersebut.
1. PERCAYA
KEPADA ALLAH
Arti
iman kepada Allah (dari segi kepercayaan hati) adalah kepercayaan yang kokoh
bahwa Allah adalah Robb seluruh alam semesta dan apa-apa yang ada didalamnya.
Dia adalah satu-satunya pencipta yang menghidupkan dan mematikan, pemberi
rezeki, pengatur dan raja dari segala-galanya, tidak ada sekutu dalam
kerajaan-Nya dan tidak ada tandingan bagi-Nya, serta tidak terkalahkan bagi
siapa pun. Dialah satu-satunya Robb yang haq, yang berhak dan wajib diibadahi,
maka tidak ada ibadah sedikitpun dan dalam bentuk apa pun yang boleh diberikan
selain kepada-Nya.
Percaya
kepada Allah adalah dasar pokok bagi seluruh kepercayaan dalam Islam. Allah dan
Rasul-Nya memerintah kepada
manusia untuk memantapkan kepercayaan kepada Allah. Allah SWT. Berfirman:
“Bahwasannya
Tuhanmu hanyalah Tuhan yang Esa. Karena itu mantapkanlah pendirianmu kepadaNya”
(QS. Fushshilat: 6)
“Maka
mantapkanlah pendirianmu sebagaimana kamu diperintahkan” (QS. Hud: 112)
“Katakanlah:
Aku telah beriman (percaya) kepada Allah kemudian mantaplah pendirianmu.” (HR.
Muslim)
5
Pembuktian
adanya Allah
Salah satu bukti nyata adanya Allah
adalah adanya ciptaan Allah yaitu makhluk hidup, alam semesta dan segala isinya. Dimana semua ciptaan-Nya itu saling berkesinambungan
dan saling bekerja sama. Kerja sama tersebut tidaklah
dapat ditentukan oleh alam dan makhluk
hidup itu sendiri. Tetapi ada suatu Dzat yang Maha
tinggi, Maha Agung, Maha Perkasa, Maha Menguasai, Maha Menentukan dan Maha
Menetapkan yaitu Allah SWT.
Sifat-Sifat Allah
Terbagi
menjadi 3, yaitu: 1. Sifat wajib, 2. Sifat Mustahil, 3. Sifat Jaiz
Sifat wajib:
1. Nafsiah,
wujud (Ada). Adanya Allah itu adalah karena Zat-Nya sendiri.
2.
Saldiyah, sifat ini ada 5
macam: a. Qidam (dahulu/tdk bermulaan) b. Baqa (kekal/tidak berkesudahan) c.
Mukhlafatu Lil Hawadits (berbeda dengan segala yg baru) d. Qiamuhu Binafsihi
(berdiri sendiri) e. Wahdaniyah (maha Esa)
3.
Ma’ani, sifat ini ada 7
macam: a. Qudrah (berkuasa) b. Irodah (berkehendak) c. Ilmu (mengetahui) d.
Hayat (hidup) e. Sama’ (mendengar) f. Bashar (melihat) g. Kalam (berkata-kata)
4. Ma’nawiyah,
sifat ini ada 7 macam: a. Qadiran (selalu berkuasa) b. Muridan (selalu berkehendak)
c. ‘aliman (selalu mengetahui) d. Hayyan (selalu hidup), e. Sami’an (selalu
mendengar), f. Basiron (selalu melihat) g. Mutakaliman (selalu berkata-kata)
Sifat Mustahil
1. Al
‘Adam, tidak ada.
2.
Al Huduts, baru.
3. Al
Fana, binasa.
6
4. Al
Mumatsalah, serupa dengan makhlik.
5.
Adamul Qiamuhu Binafsihi,
tidak berdiri sendiri.
6.
Al Ta’addud, terbilang.
7.
Al Azu, lemah.
8.
Al Karohah, terpaksa.
9.
Al Jahlu, bodoh.
10. Al
Mautu, mati.
11. Al
Ashommu, tuli.
12. Al
‘Ama, buta.
13. Al
Bukmu, bisu.
14. Azizan,
selalu lemah.
15. Karihan,
selalu terpaksa.
16. Jahilan,
selalu bodoh.
17. Mayyitan,
selalu mati.
18. Asham,
selalu tuli.
19. Ama,
selalu buta.
20. Abkam,
selalu bisu.
Sifat Jaiz
Ialah sifat yang boleh ada dan boleh
pula tidak ada pada Allah. Sifat ini adalah satu saja, yaitu Allah boleh
mengerjakan sesuatu dan boleh pula tidak mengerjakan sesuatu.
2. PERCAYA
KEPADA MALAIKAT
Al-Qur’an
menyatakan: “Dan Ia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu” (QS. Al-An’am:
101)
Kemudian
Allah memberitahukan, bahwa Ia telah menciptakan bermacam-macam makhluk di alam
ini. Antara lain seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah:
7
1. Langit
dan bumi (QS. Al An’am:73)
2.
Matahari dan bulan (QS. Al
Anbiya’: 33)
3.
Makhluk melata: (QS. An
Nur:45)
4.
Jin (QS. Ar Rahman:15)
5. Malaikat
(QS. Ash Shaffat: 150)
Malaikat
adalah suatu makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari Nur (Cahaya) [HR.
Muslim]. Cara mempercayai malaikat dengan mempercayai bahwa Allah mempunyai
suatu makhluk yang bernama malaikat, yang diberikan bermacam-macam tugas oleh
Allah dan mereka melaksanakan tugas tersebut dengan sangat baik serta tidak
pernah mendurhakai-Nya. Kepercayaan
tersebut akan mendorong manusia beramal shaleh dengan ikhlas
sebanyak-banyaknya, agar ia terpelihara dari godaan dan gangguan syetan.
• Allah
berfirman:
“Rosul
dan orang-orang yang mukminpada apa-apa kepada yang ditirukan kepadanya dari
Robb-Nya. Mereka semua beriman kepada Allah dan maikat-malaikat-Nya...” (QS Al
Baqarah: 285)
3. PERCAYA
KEPADA KITAB
Kata
“Al Kitab” menurut bahasa berarti “yang tertulis”, yaitu mashdar yang di
artikan dengan isim maf’ul. Menurut istilah ialah nama yang diberikan oleh
Allah kepada wahyu-Nya, yang diturunkan-Nya kepada Nabi-Nya dengan perantara
malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia, yang harus difahami dan
diamalkan, agar tercapai tujuan hidupnya didunia ini dan di akhirat nanti.
Percaya kepadaa kitab Allah berarti:
mempercayai bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitabNya dengan perantara
rasul-rasul-Nya yang berisi peraturan-peraturan bagi kehidupan itu, agar
kehidupannya itu mencapai bahagia dunia dan akhirat.
8
Ada 4 kitab yang
dicatat bagi kita, sebagaimana difirmankan Allah berikut ini:
·
Kitab Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa as. (QS. 5: 44)
·
Kitab Zabur kepada Nabi
Daud as. (QS. Al Isra’: 55)
·
Kitab Injil kepada Nabi
Isa as. (QS. Al Maidah: 46)
·
Kitab Al Qur’an kepada
Nabi Muhammad SAW. (QS. Al An’am: 19)
Kebenaran
Al-Qur’an yang kita maksudkan ialah kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Allah dan
kebenaran Al-Qur’an yang sesuai dengan kenyataan. Islam adalah satu-satunya
agama yang dibawa oleh para Rasul, sejak rasul pertama hingga rasul terakhir,
Nabi dan Rasul Allah yang diutus kepada kita, Muhammad SAW.
“dahulu manusia adalah umat yg satu
(setelah timbul perselisihan) maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi
kabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang
benar...” (QS Al Baqarah: 213)
4. PERCAYA
KEPADA RASUL
Allah
telah menyampaikan peraturanNya kepada manusia dengan melalui para rasul yang
dipilihNya diantara manusia sendiri, agar manusia dapat pula mempergunakan panca
indera serta akal pikirannya untuk mengamati nilai-nilai yang terdapat dalam
kehidupan para Rasul dan tanda-tanda kekuasaanNya di
dalam alam semesta
untuk memperteguh iman dan mengembangkan amal shalehnya.
Secara
bahasa Rasul berarti utusan atau orang yang diutus. Secara agama ialah orang
yang di utus oleh Allah dengan membawa aturan-aturan Allah untuk disamapaikan
kepada manusia agar manusia itu mengatur kehidupan dan penghidupannya dengan
aturan tersebut, atau dengan singkat agar menyembah Allah. Ada pula kata lain
yang dipakai dalam Al Qur’an untuk menamai mereka , yaitu Nabi.
9
Secara
bahasa Nabi berarti orang yang memberi kabar atau orang yang mengabarkan
hal-hal gahib. Secara agama ialah orang yang mengabarkan sesuatu dari Allah
dengan wahyu atau dengan ilham. Rasul dan Nabi itu berbeda, Rasul diberi wahyu
oleh Allah dan diwajibkanNya untuk menyampaikan kepada manusia. Tetapi Nabi
diberi wahyu oleh Allah dan tidak diwajibkan-Nya untuk menyampaikannya kepada
manusia.
Persamaannya,
Rasul = Nabi yang diberi wahyu oleh Allah dan diwajibkan-Nya menyampaikannya
kepada manusia. Nabi atau Rasul itu hanyalah dari orang laki-laki saja, tidak ada yang dari
orang perempuan.
“Dan Kami tidaklah
mengutus sebelum kamu, melaikan laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka”
(QS. An Nahl: 43)
Diantara rasul-rasul itu ada pula
yang disebut “Ulul Azmi” yaitu: Yang mempunyai hati yang teguh dan cita-citanya
dikejar dengan sepenuh kesungguhan samapai tercapai.
“Maka bersabarlah
kamu sebagaimana sabarnya Rasul-Rasul “Ulul Azmi” (QS. Al Ahqaf: 35)
Yang dikategorikan
Rasul-Rasul Ulul Azmi itu adalah:
·
Muhammad.
·
Nuh.
·
Ibrahim.
·
Musa.
·
Isa.
Di
dalam Al-Qur’an banyak disebutkan mu’jizat bagi masing-masing Rasul,
diantaranya:
10
a. Nabi
Nuh: topan (QS. Hud: 40-44)
b.
Nabi ibrahim: tidak hangus
dibakar (QS. Al Anbiya’: 69)
c.
Nabi Sulaiman: dapat
mengerti bahasa burung dan semut serta tentaranya dari jin (QS. An Naml: 16-19)
d.
Nabi Musa: tongkatnya jadi
ular (QS. Naml:10), tangannya bersifat putih (QS. An Naml: 12), dan membelah
laut (QS. Asy Syuara: 63)
e.
Nabi Isa: membuat burung
dari tanah dan hidup, menyembuhkan orang buta dan penyakit sopak, menghidupkan
orang mati, mengetahui apa yang disimpan dan dimakan orang dirumahnya (QS. Ali
Imran: 49)
f.
Nabi Muhammad: ialah
Al-Qur’an. Sehingga Allah menantang manusia dan Jin untuk menirunya (QS. Al
Baqarah: 23 dan QS. Al Isra’: 88)
5. PERCAYA
KEPADA HARI AKHIRAT
Kehidupan
manusia sudah dimulai sejak dari alam arwah, yaitu semenjak terjadinya
perjanjian manusia dengan Allah. (QS. Al A’raf: 172) atau sejak dalam jannah,
yaitu semenjak Adam diuji oleh Allah dengan Malaikat dan kemudian Adam dengan
isterinya disuruh-Nya tinggal dalam jannah itu (QS. Al Baqarah: 30-35), atau
sewaktu manusia menerima amanat dari Allah (QS. Al Ahzab: 72).
Hari
akhir adalah hari yang akan terjadi nanti, yaitu setelah alam ini hancur
(kiamat) dan manusia dibangkitkan kembali dari kuburnya serta dikumpulkan
disuatu tempat yang bernama masyhar. Sesudai itu manusia akan diadili dan
akhirnya akan dibalasi dengan syurga atau diganjar dengan neraka.
“Dan sesungguhnya
kiamat itu pasti akan datang, tidak ragu-ragu lagi dan sesungguhnya Allah akan
membangkitkan orang-orang yang di dalam kubur: (QS Al Haj: 7).
Tanda-tanda kiamat dibagi menjadi 2,
yaitu:
11
1. Kiamat
kecil
·
Ada dua golongan yang
besar-besaran saling membunuh, sedangkan keduanya sama-sama nengajak kepada
keluruhan islam.
·
Lahirnya para Dajjal,
tukang dusta.
·
Ilmu agama dicabut.
·
Banyak terjadi gempa bumi.
·
Jarak yang jauh dapat
ditempuh dengan waktu yang pendek.
·
Terjadi banyak fitnah.
·
Banyak bunuh-membunuh.
·
Banyak orang yang
mengharapkan kematian sebelum waktunya. (HR. Bukhari)
2.
Kiamat besar
·
Terbitnya matahari dari
barat. (HR. Bukhari dan Muslim)
·
Munculnya binatang yang
ajaib. (QS. An Nahl:82 dan Hadits Muslim)
·
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.
(QS. Al Kahfi: 98-99 dan Hadits Muslim)
·
Rusaknya Ka’bah. (Hadits
Muslim)
·
Lenyap Al-Qur’an dari
hati. (Hadits Ibnu Majah)
·
Manusia jadi kafir semua.
(Hadist Muslim)
6. PERCAYA
KEPADA TAQDIR
Allah
SWT. Di dalam kitab suci Al-Qur’an menyatakan:bahwa tiap sesuatu yang ada di
dalam alam ini diciptakan-Nya dengan taqdir.
“Sesungguhnya Kami
telah menciptakan tiap sesuatu dengan taqdir” (QS. Al Qomar: 49).
“Dan tidak ada
sesuatu apapun, melainkan disisi Kamilah perbebendaharaannya dan Kami turunkan
dia dengan taqdir yang telah dipastikan” (QS. Arl Hijr: 21).
12
Dalam
percaya kepada taqdir ini ada dua kata yang selalu berkaitan dan harus
dibicarakansecara bersama-sama, yaitu qadar dan qodha.
Al
Asy’ari mengatakan: Qadha ialah iradat Allah dalam azali yang akan berlaku atas
sesuatu yang telah ditetapkan padanya. Qadar ialah perwujudan sesuatu menurut
kadar tertentu dan bentuk tertentu pula sesuai dengan iradat Allah.
Syekh
Abul Wafa’ Muhammad Darwisi dalam bukunya “Al Qadha’u wal Qadar” mengatakan:
Qadar ialah peraturan umum yang diciptakan Allah untuk menjadi dasar alam ini
yang didalamnya terdapat hubungan sebab dan akibat. Qadha ialah berlakunya
pengaruh sunah itu di luar, yakni perwujudan alam dan terlaksananya qadar Allah
baginya.
Jadi
singkatnya menurut pandangan yang pertama dan kedua ini inti maksudnya sama,
qadar adalah ketentuan, sedangkan qadha ialah perwujudan. Hanya saja pemakaian
kata-katanya yang berbeda.
Taqdir
itu ada dua macam, yaitu :
1. Taqdir
Mubram, yaitu taqdir yang tidak dapat di elakan, yaitu seperti mati.
2. Taqdir
mu’allaq, yaitu taqdir yang harus dicari dengan segala kemampuan; seperti
pintar, jadi kaya dan lain-lain. Hasil akhirnya pun tentu akan berbeda-beda
pula.
Hikmah Percaya
kepada Taqdir
a. Mendorong
untuk menuntut ilmu dengan tekun dan matang.
b.
Mendorog untuk berusaha
lebih terencana dan lebih sungguh-sungguhdari masa kemasa.
c.
Membuat hidup lebih tenang dan sabar dalam menghadapi segala
macam problem.
13
d.
Membebaskan manusia dari
bermacam-macam penyakit rohani, seperti: iri, ria, sombong, angkuh, dll.
e. Menyuburkan
dalam jiwa manusia, segala macam sifat-sifat yang baik, seperti ikhlas,
kasih-sayang, rajin, dll.
♣ ♣ ♣
14
DAFTAR PUSTAKA
1.
Al-Qur’an
2.
Syahminan Zaini, Pedoman
Aqidah Islam, Pustaka Darul Ilmi, Bekasi.
3.
H. Asmi, Bunga Rumpai
Aqidah Islam, Marwah Indo Media.
4. DR.Rosihon
Anwar M.Ag, Akidah Ahlak, Pustaka Setia, Bandung.
15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar